Sabtu, 20 Oktober 2012

Mengapa Tak Sesuai Harapanku?

Sejak saat itu, entah mengapa bibir ini jadi sulit untuk membuka. Aku heran, mengapa terlalu kuat sampai-sampai aku tak bisa membukanya? Berhari-hari, berminggu-minggu, kiraku sudah mulai terbuka,tapi belum. Sungguh, aku tak tahu harus melakukan apa lagi. Aku sudah kehabisan cara. Aku pasrah.

Selanjutnya, mataku. Entah mengapa mataku sulit untuk mengeluarkan tetesan-tetesan air sebening embun pagi. Tak seperti biasanya, begitu mudah aku menjatuhkannya. Aku takut. Takut jika rasa ini mulai pudar. Takut jika memang rasa ini bukan seutuhnya yang kuberikan. Takut jika aku benar-benar ingin melupakannya.

Seharusnya aku bahagia. Bukankah seperti ini yang selalu aku inginkan? Bukankah aku selalu menantikan memiliki perasaan seperti ini? Tapi mengapa berbeda? Mengapa? Seharusnya aku bangga karena aku sudah mampu mengontrol diriku sendiri untuk tidak memiliki perasaan yang berlebihan. Mengapa tak sesuai inginku? Mengapa tak sesuai harapanku?

Sabtu, 13 Oktober 2012

Surat Untuk Tropis

Assalamu'alaikum.

Hai kamu yang tinggal di ufuk barat, apa kabar? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Perbedaan garis lintang memang membuat kita terpisah cukup jauh. Bagaimana dengan urusan studimu disana? Aku harap kamu menjalankan dengan sebaik mungkin. Agar kita dapat menepati janji satu sama lain. Berjumpa, saling bertatap muka, memandang perubahan yang senantiasa berada di dekat kita.

Aku tak menyangka, bahwasanya aku sudah menjalani kehidupan normalku tidak dengan bersamamu, seperti lamanya bunga sakura akan bermekaran kembali. Hebat bukan? Ya, aku banyak belajar darimu, bahwa kekuatan terhebat, terbesar, dan tak tertandingi berasal dari hati yang tulus, hati yang suci dan dari lubuk hati. Tanpamu, mungkin aku sudah memasuki dunia penyesalan, ruang kehampaan, yang takkan mungkin aku keluar dari sana.

Andaikan kamu tahu, rumahku sangat menantikan kehadiranmu. Tanaman di halaman rumahku ingin sekali disirami air dan pupuk olehmu. Ayah dan Bundaku juga rindu celotehanmu. Bibi dan anaknya pun selalu menanyakan tentangmu. Ada seseorang juga yang selalu dan sangat menunggumu untuk kembali lagi. Dia begitu antusias dalam mengetahui segala perkembanganmu disana. Jadi, kapan kamu akan menyelesaikan studimu disana?

Sekiranya tanaman hias, mungkin kamu sudah berada disini. Aku tahu tak mudah menjalani kehidupan barumu disana, akan tetapi aku percaya keberadaanmu disana tak membuatmu menghilangkan segala ingatan tentang hal selalu membendungi alam bawah sadarmu.Sekiranya, cukup sudah rangkaian kata yang kutuliskan hanya untuk penyejuk hatiku, cepat kembali ya! :)

Wassalamu'alaikum.



Salam rindu,


Senja♥

Rabu, 10 Oktober 2012

Pikiranku, Kamu

Sepertinya aku harus merubah pola pikirku. Entah mengapa, otakku selalu menghadirkan segala tentangmu. Raut wajahmu, nada suaramu, pandanganmu, bahkan aroma badanmu. Ya Tuhan, mengapa seperti ini? Sosokmu terlalu pekat dalam otak dan pikiranku. Entah apa yang harus kulakukan lagi. Aku sudah berkali-kali menyerah-bangkit-menyerah-bangkit sampai aku pun menyerah lalu bangkit lagi. Mengapa kamu, wujud yang selalu terbayang dalam pikiranku? Mengapa?!

Perlakuanmu terhadapku seharusnya membuatku menjauh darimu. Tapi, justru aku enggan pergi darimu. Sifatmu yang seperti musim dingin, seharusnya juga membuatku ingin melupakanmu, atau bahkan membencimu? Aku belum mampu, sungguh. Aku tetap berusaha tegar, kokoh, berdiri dengan tegak dan tegap dihadapanmu. Mengopi sifat orang lain yang seharusnya tidak aku miliki. Itu karenamu, aku seperti ini.

Walaupun aku memberitahukanmu, menjelaskan seluruh yang ada dibenakku, apakah kamu akan mengerti dan merubah sikapmu? Atau bahkan kamu hanya diam mendengar celotehanku seperti kereta api listrik? Fondasiku tidak cukup kokoh. Aku tak siap. Aku terlalu rapuh.