Rindu, dia selalu bercerita tentangmu
Dia selalu tersenyum di depanmu
Kurasa, dia senang saat bertemu denganmu
Kamu tahu itu semua, bukan?
Rindu, bolehkah aku bertanya kepadamu?
Mengapa menghampirinya saat aku bersamamu?
Apakah dirimu hanya memilih dia?
Mengapa tidak memilih aku?
Akankah dirimu hadir untukku?
Sanggupkah kau berjanji menemuiku?
Agar aku bisa seperti dia yang kau lindungi
Aku juga ingin kau datangi, ingin.
Aku ingin kau berada di dekatku.
Rindu, kemarilah.... Aku menunggumu.
- T
Sabtu, 21 November 2015
Sabtu, 14 November 2015
Bahagia Yang Tak Terduga
Hai kamu, apa kabar? Baik-baik kan? Alhamdulillah, bagus dong. Terus jaga kesehatan ya! Aku udah lama gak cerita ya? hahaha, gak deng, baru sebulan yang lalu kok tentang pengalamanku. Kalau yang ini juga sama sih, tapi pengalaman 3 minggu yang lalu.
Tepat awal November aku sedang menjalani ujian formatif, nama lainnya sih UTS. Jangan tanya aku ya...entah kampusku yang memberi nama seperti itu. Selepas ujian, seperti biasa, aku pulang ke Bekasi naik bis, karena esoknya libur panjang & tidak ada praktikum. Yes! #fyi, jarang-jarang kampusku libur sehabis ujian. Apalagi untuk anak rantau, libur empat hari itu bagaikan......... ya, walaupun aku bukan anak rantau (sesungguhnya) sih.
Ini kali keduanya, aku melihat anak-anak kecil di pinggir jalan sedang mengangkat ibu jari mereka sambil tersenyum riang dan bergoyang, seperti menyapa para penumpang bis, pikirku yang duduk di bangku ke-2 dari depan. Bukan itu, bukan untuk sekedar menyapa para penumpang ataupun supir dan kondektur, melainkan untuk mencari kesenangan dengan cara yang mudah, mendapatkan kebahagiaan bersama orang-orang tersayang, itu saja menurutku.
Tahu mengapa?
Karena saat mereka menghampiri dan berbicara dengan pak supir, seperti memberikan sinyal. "Pak, nanti ya di sana. Jangan kelewatan. Beneran ya, Pak." Kira-kira seperti itu permintaan salah satu wakil dari mereka, yang terus-menerus membujuk pak supir. Aku & ibu-ibu yang berada di sebelahku tidak sengaja mendengar percakapan mereka, karena duduk di bangku paling depan. Lucu, gemas, melihat anak itu, sampai kami pun tersenyum dan saling bertanya apa yang diinginkannya.
Jujur, saat itu, aku tidak tahu apa yang diinginkannya. Sampai bis mulai melaju, tepat sebelum di depan gerbang tol, mereka serentak tersenyum sambil mengacungkan jempol, setelah itu pak supir menyalakan klakson yang berirama dengan volume (menurutku sih lumayan) kencang. Setelah masuk tol, ada team 2, sama seperti sebelumnya, setelah klakson berbunyi, mereka berlompat-lompatan. high five satu sama lain.
I got it! Mereka senang saat mendengar suara klakson bis yang dinyalakan oleh pak supir.
Tanpa sadar, senyum menghiasi bibirku. Perasaanku..... aku tidak tahu harus menjelaskannya bagaimana. Aku sudah kehabisan kata-kata. Kamu tahu? Aku merasa beruntung melihat kejadian ini. Aku bahagia. Mendapatkan nikmat yang tidak terduga, kebahagiaan.
"Tidak perlu mencari kebahagiaan, jika kebahagiaan terbesar ada di dekat kita." -N
"Tidak perlu mencari kebahagiaan, jika kebahagiaan terbesar ada di dekat kita." -N
Tidak perlu hal besar untuk membuat diri bahagia. Bahagia itu simpel, sederhana, dan mudah dimengerti. Semoga tidak sulit untuk dijalani. Kebahagiaan seseorang juga bisa menjadi kebahagiaan sendiri, bukan?
![]() |
| ini foto kesukaanku. kalian bahagia melihatnya, bukan? :) |
Kamu, harus selalu bahagia, apapun yang terjadi.
Janji ya?
Sabtu, 07 November 2015
Pada Musim Hujan Mengapa Setiap Orang Jatuh Cinta?
Mereka begitu bahagia di hari pertama musim hujan. Atau ada yang merasa sedih karena hujan turun? Entah. Yang kutahu. di setiap tetes air hujan menyimpan berjuta kenangan. Aku yakin, lebih banyak mereka yang bahagia saat hujan turun.
"Tak pernah terbayangkan hal ini terjadi padaku. Yang menemukanmu pada musim hujan"
Begitukah seharusnya yang didengar olehmu? Lebih baik tidak usah mendegar apapun tentang ini, setuju?
Awalnya diri ini biasa saja. Hari demi hari, minggu demi minggu...
Semua berubah. Sampai pada waktu dimana harus berbicara denganmu.
"Pikiranku ternyata salah, dirimu jauh lebih baik daripada yang kukira."
Kemudian, simpati datang kepadaku. Lalu kita bertemu kembali, tapi maaf....aku merasa tidak nyaman dengan semua ini. Akhirnya kuputuskan untuk kembali dengan sikapku yang awal.
Aneh? Ya. Aku pun berpikir begitu.
Entah aku yang masih labil atau semua sudah direncanakan-Nya seperti ini?
Who knows?
Who knows?
Aku hanya bisa menjalankannya dengan sepenuh hati.
Tiba-tiba, ada yang tidak beres dengan diriku. Aku bertanya-tanya sendiri.
"Mengapa senang tiba saat dirimu memanggil namaku?"
"Mengapa aku terdiam saat bertemu denganmu?"
"Mengapa semua ini terjadi?"
Sekarang dirimu mulai terbayang-bayang olehku. Tak seharusnya seperti ini, aku tahu...
Maafkan aku menyembunyikan perasaan yang membingungkan ini.
Akan kukunci di suatu tempat tanpa ada seorangpun yang tahu.
Maafkan aku menyembunyikan perasaan yang membingungkan ini.
Akan kukunci di suatu tempat tanpa ada seorangpun yang tahu.
Pada musim hujan mengapa setiap orang jatuh cinta?
"Apakah termasuk diriku?"
"Apakah termasuk diriku?"
Lovember♥
Inspired: Aru Aki no Hi no Koto
Kamis, 27 Agustus 2015
Berjuang Untuk Masa Depan
Sebelum aku kembali memasuki semester baru, aku harus menyelesaikan 1 postinganku hari ini. Soalnya kalo ditunda, takut lupa hahaha. Syukurlah ada ide yang terlintas dipikiranku, susah ya nyari ide secepat mungkin, padahal aku lagi bersemangat nih. (tumben!)
Minggu ini, kampusku sedang melaksanakan ospek untuk maba (mahasiswa baru), jadi ingat bagaimana dulu sebelum jadi maba. Boleh ya cerita sedikit?
Siapa sih yang gak mau keterima lewat jalur rapor? Atau ada yang gak mau keterima lewat jalur sbmptn? Waaah, sini siapa orangnya? Kalo aku? Aku mau banget tuh. Banget! Dulu, hampir setiap hari aku ngerjain soal-soal sampai dini hari. Sebenernya mulai dari malam sih, soalnya aku merasa nyaman dan tenang kalo belajar di malam hari. Semua orang sudah terlelap di kamarnya masing-masing, jadi tidak ada yang menggangguku, kecuali...... ya diriku sendiri :D
Aku termasuk orang yang sering berkhayal, "bagaimana nanti jika aku menjadi bagian dari universitas dan fakultas yang aku impikan?" Sudah terbayang semuanya di dalam benakku. Antara kepedean sama optimis sih, iya kan?
Skip aja ya sampai....hari dimana ujian sbmptn baru saja selesai
Ketika aku keluar dari ruanganku, lorong sekolah sudah dipenuhi suara para peserta. Mereka pasti sedang mencurahkan segala perasaan saat bertarung di dalam ruangan tadi. Aku juga sama! Tapi, aku keluar sendirian, teman-temanku yang lain entah berada dimana, jadi, aku simpan saja sendiri. Saat aku selesai sms Ayah untuk menjemputku, aku mendengar percakapan 2 perempuan,
"Gue tadi Mat-Dasnya cuma isi 5 nih"
"Gue juga Fisikanya cuma isi 4"
Aku terdiam. Mereka yang hebat saja masih merasa belum puas. Bagaimana aku? Apa kabar diriku?
Untung saja, Ayah sudah datang, jadi tidak perlu memikirkannya lagi.
Hari pengumuman
Aku penasaran, tapi takut. Takut tidak sesuai dengan angan-anganku selama ini. Takut jika aku mengecewakan kedua orangtuaku, keluargaku, teman-temanku, dan satu lagi....diriku sendiri. Jreng jreng jreeeeeng, sudah tahu kan jawabannya? Firasatku benar, huh, aku sih optimis banget kalo firasatku benar, gak boleh gini lagi deh!
Bersambung....
Minggu ini, kampusku sedang melaksanakan ospek untuk maba (mahasiswa baru), jadi ingat bagaimana dulu sebelum jadi maba. Boleh ya cerita sedikit?
Siapa sih yang gak mau keterima lewat jalur rapor? Atau ada yang gak mau keterima lewat jalur sbmptn? Waaah, sini siapa orangnya? Kalo aku? Aku mau banget tuh. Banget! Dulu, hampir setiap hari aku ngerjain soal-soal sampai dini hari. Sebenernya mulai dari malam sih, soalnya aku merasa nyaman dan tenang kalo belajar di malam hari. Semua orang sudah terlelap di kamarnya masing-masing, jadi tidak ada yang menggangguku, kecuali...... ya diriku sendiri :D
Aku termasuk orang yang sering berkhayal, "bagaimana nanti jika aku menjadi bagian dari universitas dan fakultas yang aku impikan?" Sudah terbayang semuanya di dalam benakku. Antara kepedean sama optimis sih, iya kan?
Skip aja ya sampai....hari dimana ujian sbmptn baru saja selesai
Ketika aku keluar dari ruanganku, lorong sekolah sudah dipenuhi suara para peserta. Mereka pasti sedang mencurahkan segala perasaan saat bertarung di dalam ruangan tadi. Aku juga sama! Tapi, aku keluar sendirian, teman-temanku yang lain entah berada dimana, jadi, aku simpan saja sendiri. Saat aku selesai sms Ayah untuk menjemputku, aku mendengar percakapan 2 perempuan,
"Gue tadi Mat-Dasnya cuma isi 5 nih"
"Gue juga Fisikanya cuma isi 4"
Aku terdiam. Mereka yang hebat saja masih merasa belum puas. Bagaimana aku? Apa kabar diriku?
Untung saja, Ayah sudah datang, jadi tidak perlu memikirkannya lagi.
Hari pengumuman
Aku penasaran, tapi takut. Takut tidak sesuai dengan angan-anganku selama ini. Takut jika aku mengecewakan kedua orangtuaku, keluargaku, teman-temanku, dan satu lagi....diriku sendiri. Jreng jreng jreeeeeng, sudah tahu kan jawabannya? Firasatku benar, huh, aku sih optimis banget kalo firasatku benar, gak boleh gini lagi deh!
Bersambung....
Jumat, 10 Juli 2015
Surat Untuk Tropis (2)
Tropis....
Apa kabar dirimu? Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, sampai-sampai aku sudah memasuki semester baru di kampusku. Studimu bagaimana? Lancar, 'kan?
Oiya, tertiba aku ingat percakapan kita di sekolah ketika kita masih memakai seragam untuk terakhir kalinya sebagai murid sekolah, cukup singkat, mungkin bisa dibilang bukan percakapan, karena hanya aku yang melontarkan pertanyaan kepadamu.
"Kamu melihat anak perempuan yang berlari lewat sini?" tanyaku.
"Kurasa tidak." jawabmu sambil melihat ke arahku.
"Baiklah, terima kasih." ucapku, singkat.
Akupun berlari mencari anak perempuan itu. Dirimu berjalan ke pintu gerbang. Tak kusangka itu adalah pertemuan terakhir kita di sekolah. Apakah kamu masih mengingatnya? Kuharap jawabanmu, iya.
Kalau mulut ini berani berbicara di depanmu, mungkin aku sudah berkali-kali bilang "aku merindukanmu".
Kalau kaki ini berani menghampirimu, mungkin aku sudah mengunjungimu di sana.
Tetapi, hanya mata ini yang mampu melihatmu dengan jarak yang tak hingga, bukan melihat langsung, melainkan melihat kumpulan fotomu.
Sekali lagi, cepat kembali ya dan jangan lupa balas suratku :)
Apa kabar dirimu? Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, sampai-sampai aku sudah memasuki semester baru di kampusku. Studimu bagaimana? Lancar, 'kan?
Oiya, tertiba aku ingat percakapan kita di sekolah ketika kita masih memakai seragam untuk terakhir kalinya sebagai murid sekolah, cukup singkat, mungkin bisa dibilang bukan percakapan, karena hanya aku yang melontarkan pertanyaan kepadamu.
"Kamu melihat anak perempuan yang berlari lewat sini?" tanyaku.
"Kurasa tidak." jawabmu sambil melihat ke arahku.
"Baiklah, terima kasih." ucapku, singkat.
Akupun berlari mencari anak perempuan itu. Dirimu berjalan ke pintu gerbang. Tak kusangka itu adalah pertemuan terakhir kita di sekolah. Apakah kamu masih mengingatnya? Kuharap jawabanmu, iya.
Kalau mulut ini berani berbicara di depanmu, mungkin aku sudah berkali-kali bilang "aku merindukanmu".
Kalau kaki ini berani menghampirimu, mungkin aku sudah mengunjungimu di sana.
Tetapi, hanya mata ini yang mampu melihatmu dengan jarak yang tak hingga, bukan melihat langsung, melainkan melihat kumpulan fotomu.
Sekali lagi, cepat kembali ya dan jangan lupa balas suratku :)
Salam rindu,
Senja♥
Langganan:
Komentar (Atom)
