Senin, 06 Juni 2016

Bis Sekolah No. 282

Warna biru pada langit di pagi hari
Matahari bersinar seperti tersenyum padaku
Hembusan angin yang selalu menyapaku

Saat bis sekolah tiba
Akupun berlari menghampirinya
Melewati jalan tengah kota
Terlihat dari balik jendela ada kota yang sangat indah
Yang tak pernah kusadari selama ini

Kau yang duduk di barisan depan memakai seragam
Seakan tidak mempedulikan sekitarmu
Dengan tanpa suara
Bernyanyi lagu kesukaanmu

Hatiku pun mulai tumbuh dan terbiasa
Dan terkadang aku merasa cemas
Ketika sosokmu tak ada di depanku

Masa depan itu tak bisa dibayangkan
Masa depan itu selalu lebih dari yang dibayangkan
Kadang muncul air mata dan kesedihan
Kadang pula berubah menjadi senyuman dan kebahagiaan

Cinta adalah air mata yang ditangiskan untuk orang lain
Yang nantinya berubah menjadi kebahagiaan

Aku selalu menunggumu dan tak pernah mengeluh
Sampai nantinya perasaanku akan meluap
Aku hanya bisa mengungkapkan lewat mataku
Aku ingin bersamamu




Inspired: Max Toki 315 Gou

Sabtu, 04 Juni 2016

Untitled

Dia sedang berada di titik yang paling bawah, di titik terlemahnya. Dia butuh dorongan, butuh semangat, dan yang paling ia butuhkan adalah orang yang tetap mendukungnya. Walaupun semua orang memandangnya dengan penuh tanya dan menatapnya dengan aneh, ia akan tetap kuat jika ada dirimu.  Jika dirimu tetap bersamanya. Aku yakin. 

Semenjak itu, ia menjadi orang yang lemah, tidak sekuat dulu, selalu merasa kesepian di tengah keramaian. Aku khawatir jika ia terus seperti itu, dia bisa jatuh sakit. Tak seharusnya beban itu ada padanya. Tapi apa yang bisa kulakukan? 

Di sela-sela pelajaran kosong, ia pergi menyendiri, sambil mendengarkan lagu kesukaannya. Aku berharap ia akan kembali ceria lagi setelah itu. Tapi, kenyataannya tidak. Berhari-hari ia seperti itu, melalui hari demi hari tanpa semangat, tanpa suka cita.

Setiap aku melihat matanya, aku melihat jelas pada tatapannya bahwa dia butuh seseorang. Dia membutuhkanmu. Walaupun ia tidak pernah bilang kalau ia sangat membutuhkanmu.  

Bagi dirimu, mungkin ini hanya hal kecil. Tapi tidak bagi dirinya yang selalu berharap dijaga olehmu. Dengan kondisinya yang membuatku cemas, aku tidak tahu lagi harus berbicara kepada siapa. Yang kutahu, dirimu adalah penyemangatnya. Percayalah, hanya dirimu yang bisa membuatnya ceria, tersenyum, dan tertawa lagi. Aku tahu, kau juga sangat menyayanginya, bukan?