Kamis, 27 Agustus 2015

Berjuang Untuk Masa Depan

Sebelum aku kembali memasuki semester baru, aku harus menyelesaikan 1 postinganku hari ini. Soalnya kalo ditunda, takut lupa hahaha. Syukurlah ada ide yang terlintas dipikiranku, susah ya nyari ide secepat mungkin, padahal aku lagi bersemangat nih. (tumben!)

Minggu ini, kampusku sedang melaksanakan ospek untuk maba (mahasiswa baru), jadi ingat bagaimana dulu sebelum jadi maba. Boleh ya cerita sedikit?

Siapa sih yang gak mau keterima lewat jalur rapor? Atau ada yang gak mau keterima lewat jalur sbmptn? Waaah, sini siapa orangnya? Kalo aku? Aku mau banget tuh. Banget! Dulu, hampir setiap hari aku ngerjain soal-soal sampai dini hari. Sebenernya mulai dari malam sih, soalnya aku merasa nyaman dan tenang kalo belajar di malam hari. Semua orang sudah terlelap di kamarnya masing-masing, jadi tidak ada yang menggangguku, kecuali...... ya diriku sendiri :D

Aku termasuk orang yang sering berkhayal, "bagaimana nanti jika aku menjadi bagian dari universitas dan fakultas yang aku impikan?" Sudah terbayang semuanya di dalam benakku. Antara kepedean sama optimis sih, iya kan?


Skip aja ya sampai....hari dimana ujian sbmptn baru saja selesai


Ketika aku keluar dari ruanganku, lorong sekolah sudah dipenuhi suara para peserta. Mereka pasti sedang mencurahkan segala perasaan saat bertarung di dalam ruangan tadi. Aku juga sama! Tapi, aku keluar sendirian, teman-temanku yang lain entah berada dimana, jadi, aku simpan saja sendiri. Saat aku selesai sms Ayah untuk menjemputku, aku mendengar percakapan 2 perempuan,

"Gue tadi Mat-Dasnya cuma isi 5 nih"
"Gue juga Fisikanya cuma isi 4"

Aku terdiam. Mereka yang hebat saja masih merasa belum puas. Bagaimana aku? Apa kabar diriku?
Untung saja, Ayah sudah datang, jadi tidak perlu memikirkannya lagi.

Hari pengumuman

Aku penasaran, tapi takut. Takut tidak sesuai dengan angan-anganku selama ini. Takut jika aku mengecewakan kedua orangtuaku, keluargaku, teman-temanku, dan satu lagi....diriku sendiri. Jreng jreng jreeeeeng, sudah tahu kan jawabannya? Firasatku benar, huh, aku sih optimis banget kalo firasatku benar, gak boleh gini lagi deh!



Bersambung....