Alkisah, ada seorang pemuda yang kehabisan bekal dalam perjalanannya. Dalam laparnya, ia memutuskan untuk beristirahat ditepi sebuah sungai. Tak lama berselang, dilihatnya ada satu buah delima yang terbawa aliran sungai. Segera ia mencebur ke sungai, dan diambilnya buah delima itu.
Tanpa berpikir panjang, ia pun segera melahap buat delima itu untuk menopang perutnya yang sudah keroncongan. Setelah buah delima habis, ia baru tersadar. "Astagfirullah, jangan-jangan delima yang kumakan tadi ada pemiliknya. aku sudah memakannya tanpa meminta izin dulu ke pemiliknya. Aku harus mencari siapa pemilik delima itu untuk meminta ridha karena sudah memakan delima itu tanpa sepengetahuannya."
Sang pemuda itu menyusuri sungai untuk mencari tahu delima itu milik siapa. Ketika dijumpainya desa disepanjang aliran, ia selalu bertanya kepada penduduk desa tersebut apakah ada yang kehilangan buah delima. Berkali-kal, hingga tibalah ia di sebuah rumah di tepi sungai yang ada pohon delimanya. Ia bertanya kepada pemilik rumah, seorang bapak-bapak.
"Maaf, apakah Bapak pemilik pohon delima ini?" tanya pemuda itu.
"Iya, benar. Ada apa?"
Akhirnya sang pemuda menceritakan semuanya dengan detail.
"Begitulah ceritanya, Pak. Saya sangat lapar waktu itu, hingga tidak sempat berpikir bahwa delima itu dan pemiliknya. Saya menyusuri sungai ini dalam rangka memohon keridhaan dari Bapak agar delima yang saya makan ini halal."
Sang bapak berpikir sejenak, kemudian menjawab,
"Baiklah, aku ridha, tetapi dengan satu syarat"
"Syarat apa itu Pak?"
"Aku punya anak perempuan yang bisu, tuli, dan buta. Aku baru mengikhlaskan delima itu jika kamu mau menikahi putriku."
Sang pemuda kaget bukan main. Tak disangka syaratnya akan seberat itu. Tetapi ia pemuda shaleh. Ia tak berani sedikit pun melanggar larangan Allah. Diterimalah syarat yang diajukan oleh sang bapak tersebut.
Tak selang lama, dilakukan akad nikah. Sang bapak bertindak sebagai wali. Pernikahan dilaksanakan tanpa kehadiran pengantin wanita. Karena memang rukun nikah tak mewajibkan kehadiran mempelai wanita.
Singkat kisah, setelah menikah, sang pemuda itu hendak menemui istri yang baru saja dinikahinya. Ia ketuk kamarnya,
"Assalamu'alaikum"
Sebuah suara menjawab dari dalam,
"Wa'alaikumsalam"
Pemuda itu kaget. Dikiranya salah kamar. Ia pun bertanya kepada sang bapak. Sang bapak menjawab,
"Engkau tidak salah kamar. Masuklah. Yang menjawab tadi adalah istrimu"
Pemuda itu pun masuk ke dalam kamar. Dilihatnya seorang perempuan yang sangat cantik dengan penampilan yang anggun, tesenyum menyambutnya. Pemuda itu berlari keluar kamar.
"Pak, kata Anda istri saya perempuan yang buta, bisu dan tuli. tetapi tadi di dalam kamar yang saya lihat adalah perempuan yang sangat cantik. Tidak bisu, buta dan tuli."
"Anakku, benar, dialah istrimu. Aku mengatakan putriku adalah gadis yang bisu, karena tak pernah keluar dari lisannya satu pun kalimat kecuali kalimat yang baik. Tak pernah sekali pun ia melihat sesuatu, kecuali ia memastikan bahwa yang akan dilihatnya adalah sesuatu yang baik. Tak pernah sekali pun ia menggunakan pendengarannya untuk mendengar selain yang baik. Ketika aku melihatmu datang hanya untuk meminta ridha karena tak sengaja memakan buah delima yang kau temukan, aku berkesimpulan, bahwa engkau pemuda shaleh. Engkau sangat menjaga perutmu dari makanan yang meragukanmu. Sejak lama aku mencari pemuda shaleh untuk menjadi putriku. Saat melihatmu, aku yakin engkaulah yang pantas mendampingi putriku."
Sang pemuda itu pun bahagia bukan main.
Subhanallah. Ketika aku selesai membaca cerita ini, aku pun langsung merinding dan untuk yang kedua kalinya aku membaca ceria ini, merinding juga. Betapa bahagia pemuda itu mendapatkan seorang istri yang "tuli buta dan bisu". Allah sudah mengatur semuanya, dari hal yang paling kecil sampai hal yang besar.
Ukhti, marilah kita belajar dari cerita diatas. Betapa terjaganya seorang putri dari lisan, mata, maupun pendengarannya. Ya walaupun di dunia ini tidak ada yang sempurna, tapi alangkah baiknya jika kita mencoba berusaha menjadi si putri tersebut. Semoga cerita ini dapat memberikan motivasi untuk kita semua, Aamiin.
Penulis : Aisyah Christy
Judul buku : Ya Allah, Bimbing Hamba Menjadi Wanita Shalehah
